Bukan Sembarang APAR; Bagaimana Memilih Alat Pemadam yang Tepat Untuk Medan Ekstrem
Baru-baru ini, ajang balap MotoGP Indonesia 2024 menjadi sorotan dunia setelah tragedi terbakarnya motor milik Marc Marquez. Pada balapan utama yang digelar Minggu (29/9/2024), motor Ducati Desmosedici GP23 yang dikendarainya mengalami kegagalan mesin, memaksanya keluar dari trek. Namun, perhatian publik tidak hanya tertuju pada kejadian tersebut, tetapi juga pada penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) yang dianggap kurang efektif oleh Marquez. Insiden ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya memilih APAR yang tepat untuk medan ekstrem.
Memahami Jenis-Jenis APAR
APAR adalah alat vital untuk memadamkan api dengan cepat dan efektif. Namun, setiap jenis APAR memiliki spesifikasi yang berbeda sesuai dengan jenis kebakaran yang dihadapi. Berikut adalah beberapa jenis APAR yang umum digunakan:
1. APAR Dry Chemical Powder: Cocok untuk kebakaran kelas A (bahan padat), B (cairan mudah terbakar), dan C (gas). APAR ini sering digunakan karena sifatnya yang serbaguna.
2. APAR Karbon Dioksida (CO2): Ideal untuk kebakaran kelas B dan C, terutama pada perangkat elektronik karena tidak meninggalkan residu.
3. APAR Busa (Foam): Efektif untuk kebakaran kelas A dan B, sering digunakan untuk bahan cair seperti oli dan bensin.
4. APAR Gas Halon: APAR gas halon dirancang untuk kebakaran kelas B dan C, khususnya pada peralatan elektronik yang sensitif seperti server atau pusat data. Halon bekerja dengan mengganggu reaksi kimia dalam api sehingga api padam tanpa meninggalkan residu.
Tantangan Kebakaran di Medan Ekstrem
Dalam dunia balap seperti MotoGP, risiko kebakaran berasal dari bahan bakar, oli, dan perangkat elektronik pada motor. Suhu tinggi dan tekanan yang intens membuat medan ini termasuk kategori ekstrem. Oleh karena itu, pemilihan APAR yang tepat menjadi sangat penting.
Menurut pernyataan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), APAR jenis serbuk yang digunakan dalam insiden Marquez telah sesuai prosedur untuk kendaraan. Namun, Rahmat Rezki Presiden Direktur PT. Indolok Bakti Utama sebagai perusahaan Expert in Fire, Safety, Security, and Rescue Solutions menjelaskan bahwa efektivitas APAR jenis powder bergantung pada kualitas dan spesifikasinya. "APAR jenis powder harus memiliki tingkat efektivitas 90 persen. Selain itu, tekanan tabung juga harus optimal untuk memadamkan api dengan cepat," ungkapnya.
Rahmat Rezki juga menambahkan bahwa untuk kebakaran yang sudah menyebar ke kerangka kendaraan, APAR powder mungkin tidak cukup efektif. "Motor balap menghasilkan panas yang sangat tinggi. Dalam kondisi seperti ini, APAR jenis liquid atau foam mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat," katanya.
Panduan Memilih APAR untuk Medan Ekstrem
1. Identifikasi Risiko Utama: Pahami sumber kebakaran potensial, seperti bahan bakar, oli, atau perangkat elektronik.
2. Gunakan APAR yang Spesifik: Untuk medan ekstrem seperti balap motor, APAR CO2 atau foam adalah pilihan yang lebih baik karena efektif dan tidak meninggalkan residu.
3. Perhatikan Kecepatan dan Mobilitas: APAR untuk medan ekstrem harus ringan dan mudah digunakan agar pemadaman dapat dilakukan secepat mungkin.
4. Lakukan Pelatihan Rutin: Penggunaan APAR membutuhkan keterampilan. Tim teknis di medan ekstrem harus memahami cara mengoperasikan APAR secara efisien.
Belajar dari Kasus MotoGP
Insiden MotoGP Indonesia 2024 menunjukkan pentingnya edukasi dalam memilih dan menggunakan APAR yang sesuai. Kesalahan kecil dalam pemilihan alat pemadam dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari segi material maupun keselamatan.
Sebagai tambahan, perusahaan seperti PT. Indolok Bakti Utama menawarkan solusi APAR khusus untuk kebutuhan ekstrem, seperti Lith-PRO yang dirancang untuk melindungi baterai lithium-ion, serta produk GRENOZ yang ramah lingkungan dengan masa hidup atmosfer hanya 5 hari.
Kebakaran di medan ekstrem memerlukan solusi yang tidak biasa. Dengan memilih APAR yang tepat dan memahami karakteristiknya, kita dapat meminimalkan risiko kerugian sekaligus melindungi keselamatan semua pihak yang terlibat. Mari belajar dari insiden ini dan tingkatkan kesiagaan kita terhadap risiko kebakaran, baik di arena balap maupun dalam kehidupan sehari-hari.